(Cerpen fiktif) Sofia Sephia
Tuhan, aku tahu cinta membutakan logika, tapi seharusnya kau tau bahwa Aku mencintainya dengan logika. Tak pantaslah di usia ku ini aku berteriak untuk bilang “aku mencintaimu”, kau tau, aku pun tau, rasa itu ada. Dan dengan logika, perasaan itu kita beri nama cinta. Kebaya ku Nampak kemilau terpantul cahaya matahari pagi. Sanggul konde ku Nampak serasi dengan untaian melati. Make-up ku yang tipis mengartikan bahwa hari ini, aku tidak mengenakan topeng. Aku mengintip pelaminan dari ruang ganti pengantin. Disana, aku akan berdiri menjadi ratu sehari. Bagi kebanyakan orang, hari ini akan menjadi hari yang sacral. Kedua keluarga akan disatukan dalam satu ikatan. Sepasang orang tua akan menangis mendoakan. Bahkan silsilah seorang anak akan terangkatkan. Mereka bilang aku cantik, teramat cantik, karena itu, laki-laki itu mau menikahiku. Mereka bilang aku beruntung, benar-benar beruntung, karena itu, laki-laki itu mau menikahiku. Mereka bilang aku buta, mungkin cinta buta, ...