(Cerpen Fiktif) Jadilah laki-laki
“Aku sayang kamu.” Aneh rasanya mendengar kalimat itu. Bukan karena aku tidak menyayangimu, tapi, ah aku tidak tahu. *** Masih terasa pekat ingatan ku, saat dibangku SMA dulu sepulang sekolah, ada kita. Kita bersama teman-teman sebaya lain. Dibawah pohon beringin sekolah, saling bercerita, saling mengejek, dan tidak bosan-bosannya saling mendukung. Ada Shinta, Mitha, Dara, Dian, Ilham, Doni, dan kamu Rifki. Kita berdelapan tahu sejak dulu aku memang paling dekat dengan kamu. Bukan karena kita saling mendukung, tapi karena selalu tega untuk saling mencela. Kamu yang pernah menyembunyikan sepatu ku sepulang sholat zuhur dan aku yang tega menendangmu sampai hampir terperosok tempat sampah. Iyaa, masa muda kita. Tak pernah terikat cinta. Kebiasaan konyol kita membuatku sadar bahwa aku memang menyukaimu. Dan kekonyolan mu yang mulai berubah jadi salah tingkah saat menemuiku juga mengisyaratkan perasaan yang sama. Bodohnya, teman-teman yang lain malah semakin memojokan kita ...