(Cerpen fiktif) Layar Handphone Ku
Ada namanya disana. Tepatnya dilayar Handphone ku. Aku tidak tahu sejak kapan aku memandanginya. Sepertinya sudah cukup lama. Sepuluh menit. Lima belas menit, atauuuu mungkin setengah jam. Dan semua itu ku lakukan hanya saat menunggu balasan mu. Atau paling tidak, membaca ulang isi sms mu tadi. Beeeep beep, dering handphone ku . “Oke deh, makasih yaa, Sarah.” Isi sms mu, yang sebelumnya bertanya tentang buku ekonomi karya guru besar fakultas kita. “Sama-sama, Ahmad.” Balas ku disertai senyum selebar jalan raya. Aneh rasanya. Bagaimana aku bisa begitu bahagia hanya karena menerima sms. Kalimatnya pun sangat sederhana. Padahal satu tahun lalu, menerima sms mu, menemuimu, dan berbicara dengan mu, rasanya biasa saja. Sekarang? Tidak. ...