Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2011

Maling Sewot

Ini cerita enam tahun lalu. Yaa, sekitar itu lah. Waktu almarhum nenek gue masih ada. Ohiya, kalo diinget-inget, almarhum itu adalah orang yang paling stylish dikeluarga gue. Bayangin aja, ketika sekarang lagi musim baju kelelawar, dia udah punya. Ketika lagi musim baju bunga-bunga, apalagi, dia juga punya banyak. Mungkin klo dia masih ada sekarang, dia bisa jadi model baju kaftan. Maka gua putuskan, lebaran tahun itu, gue beli baju lebaran dibimbing sama si empunya stylish. Oke. tanah abang. Beliau emang paling hobi belanja di tanah abang. Dulu, waktu jaman-jamannye tu tanah jaya banget, almarhum emang salah satu langganan tetap disana. Akhirnya kita berdua putuskan buat berangkat pagi-pagi naik kereta pertama. Menurut perhitungan, harusnya kereta pertama bisa menjamin kita dapet duduk dan gak penuh-penuh amat. Ternyataaaaa, sama aja. Waktu di stasiun pertama emang masih kosong, selanjutnya mulai banyak orang, dan selanjutnya lagi tu orang-orang mulai kebanyakan. Arrrrrgh, kalo keret...

Sang Pemilik Nama

Gambar
Wahai sang pemilik nama Bisakah kita tidak usah banyak bertanya Darimana asal cinta Dan akan kemana dibawa cinta Wahai sang pemilik nama Bisakah beda itu tak nyata Antara kita Dan Sang Pencipta Wahai sang pemilik nama Bisakah aku berhenti sekarang Meninggalkanmu lalu pulang Mungkin besok, lusa, atau, tidak kemana-mana Wahai sang pemilik nama Bisakah ada sebuah pinta sederhana Aku Kamu Slalu ada Itu saja.

(Cerpen Fiktif) Let me judge

Gambar
”Kayanyaaaaa, kamu itu suka type cowok yang nakal ya? Karena menurut kamu, cowok yang nakal itu lebih menantang dibanding cowok yang duduk kalem dikelas sambil nyatet-nyatet gak jelas? Pesen aku sih, mending kamu jalanin aja dulu sama cowok yang ada didepan kamu. Kita kan gak pernah tahu dia baik atau nggak kalo kita nggak pernah coba. Kalo kamu berideologi, buat anak jangan coba-coba, lah, emangnya kita umur berapa masih dibilang anak-anak? Ya gak?!”                 Perempuan itu, ya, perempuan itu, perempuan yang duduk ditengah kerubunan masa. Ia memang baru kelas 2 SMA. Tapi siapa yang tahu, anak itu mampu membaca pikiran orang lain. Ini bukan tentang ilmu sihir ataupun ramalan dari dunia hitam. Ini hanya soal membaca tangan, wajah, dan emosi. Semua orang mengenalnya rata-rata karena keistimewaannya saat menjadi pendengar yang baik. Ia memang orang paling peka yang kukenal. Hanya dari cara bicara saja, ia bisa...