Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2012

(Cerpen fiktif) Bangku Kosong itu Milik Rindu

Gambar
Tidak akan ada satupun orang didunia ini yang 100% menggunakan logika pada cinta. Sama seperti aku. Yara Putria. Mereka bilang, aku memeiliki kehidupan istimewa yang mungkin dianggap sempurna oleh sebagian orang yang mengenal ku. Kedua orang tua yang utuh, kakak perempuan yang selalu bisa berbagi, dan laki-laki itu. Laki-laki setia yang memperlakukan ku seperti wanita yang paling beruntung di dunia ini. Namanya Sandika. Tidak terlalu bodoh, tapi tidak terlalu pintar. Tidak terlalu tampan, tapi tidak terlalu jelek. Tidak terlalu pelit, tapi tidak terlalu mapan. Yap, semua pandangan itu relatif bagi ku. Banyak perempuan yang ingin mengalami kisah cinta romantis yang di berikan Sandika untuk ku. Mulai dari makan malam di resto dengan musik senada. Bunga yang selalu diberikan Sandika tiap bulan pada tanggal jadi kami. Sampai kesediaan Sandika untuk mengantar jemput kapanpun dan dimanapun juga. Sungguh tidak ada celah bagi Yara untuk tidak jatuh cinta. Bahkan tidak ada celah u...

Wanita pada “Rukuk”

Gambar
Masjid itu memiliki magnet nya tersendiri. Azan pada lima waktu panggilan-Nya menjadi titik utama, kenapa tempat itu selalu ramai. Bukan hanya sebagai tempat ibadah, tapi juga tempat mengadu. Ibu bilang, Jika tidak ada lagi yang bisa menjawab pertanyaan, maka sholat lah. Jika tidak ada lagi yang bisa membuat mu tenang, maka sholat lah. Jika seisi dunia ini meninggalkan mu, maka sholat lah. Bahkan jika kau terlalu bahagia karena telah mendapatkan segalanya, maka tetap sholat lah. Magrib itu berbeda, harus ku akui saat itu sholat ku tidak khusuk. Mungkin karena aku terlalu picik untuk mengakui bahwa aku memang memikirkan banyak hal saat sholat. Bagaimana mungkin, orang seperti ku, tidak pernah bersyukur? Ada yang   membuat ku sadar, bahwa hidup ini bukan hanya karena dunia, tapi juga karena akhirat. Sekaipun neraka dan surga itu fatamorgana, bagiku Tuhan tetaplah Tuhan, tak ada yang bisa menyelamatkan kita dari apapun, selain Dia. Sajadah telah ku pampang lebar menjadi alas...