(Cerpen fiktif) Bangku Kosong itu Milik Rindu
Tidak akan ada satupun orang didunia ini yang 100% menggunakan logika pada cinta. Sama seperti aku. Yara Putria. Mereka bilang, aku memeiliki kehidupan istimewa yang mungkin dianggap sempurna oleh sebagian orang yang mengenal ku. Kedua orang tua yang utuh, kakak perempuan yang selalu bisa berbagi, dan laki-laki itu. Laki-laki setia yang memperlakukan ku seperti wanita yang paling beruntung di dunia ini. Namanya Sandika. Tidak terlalu bodoh, tapi tidak terlalu pintar. Tidak terlalu tampan, tapi tidak terlalu jelek. Tidak terlalu pelit, tapi tidak terlalu mapan. Yap, semua pandangan itu relatif bagi ku. Banyak perempuan yang ingin mengalami kisah cinta romantis yang di berikan Sandika untuk ku. Mulai dari makan malam di resto dengan musik senada. Bunga yang selalu diberikan Sandika tiap bulan pada tanggal jadi kami. Sampai kesediaan Sandika untuk mengantar jemput kapanpun dan dimanapun juga. Sungguh tidak ada celah bagi Yara untuk tidak jatuh cinta. Bahkan tidak ada celah u...