Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2011

(Cerpen) Bukti Cinta Ibu untuk Ayah

Gambar
Ini masih terlalu dini untuk bangun tidur. Rasanya masih sekitar jam satu. Malam itu aku mendengar suara sesorang tersengguk-sengguk seperti sehabis menangis. Aku mencoba mencari kejelasan dalam telingaku. Sepertinya itu ibu. Kemudian aku intip perlahan. Ia duduk diatas sajadahnya lengkap dengan mukena dan Al-Quran. Aku sudah sering melihatnya mengaji setelah tahajud. Tapi pemandangan ini lain, ia menangis. Dan aku tidak tahu kenapa. Aku mungkin anak bodoh, yang malah canggung untuk bertanya pada Ibu, kenapa ia menangis. Tapi aku memang tidak tahu harus berbuat apa. Pagi harinya, seperti biasa Ibu menyiapkan sarapan dan membantuku bergegas kesekolah. Kali ini pemandangan nya berbeda. Ia tersenyum seperti biasa. Tetap sigap menjadi ibu rumah tangga. Aku malah jadi berfikir, ahh mungkin yang semalam ku lihat itu mimpi. dan aku jalani hari ini seperti biasa, tanpa bertanya dan membahas kabar Ibu. Beberapa bulan kemudian. Sewaktu subuh, Ibu berteriak, mengadu kesakitan. Aku s...

(Cerpen) Malaikat ku

Gambar
Aku menyayanginya. Sungguh. Aku memang menyayanginya lebih dari apapun, bahkan lebih dr diriku sendiri. entah karena apa, mungkin karena tidak ada orang lain yg bisa kusayangi. Atau mungkin karena aku memang tidak punya siapa-siapa lagi selain dia. Perempuan itu berdiri didepan SD swasta, berjualan gorengan seperti biasa. Tubuhnya yg terkena panas nya wajan membuat nya nampak hangat dan menyenangkan. Aroma tubuhnya yang bahkan hampir sulit dibedakan dengan aroma jajanan gorengan nya pun sama-sama ku suka. Aku? Aku adalah seorang Tukang becak yang sudah saban hari memarkirkan kendaraan ku di sekitar SD. Aku bahkan sudah lupa, sejak kapan aku menjadi tukang becak. Setahu ku, saat usia ku masih belasan, seorang tetangga berusia renta memberiku becak tua nya, karena ia akan ikut dengan anak serta menantunya ke Jakarta. Ia bilang, lebih baik aku bekerja daripada luntang lantung seperti anak muda di warung kopi yg malah lebih sering minum bir dibanding kopi. Akhirnya aku terima becak...

Usia Emosi

Gambar
Tanpa kita sadari, emosi didalam diri kita itu memiliki usia masing-masing. Ketika kita berulang tahun, kita selalu berharap panjang umur, tapi hanya sebagian yang menyadari bahwa ketika usia semakin dewasa, maka emosi pun akan semakin dewasa pula. Saat kita lahir hingga mulai berjalan, mungkin yang kita tangisi hanyalah meminta bantuan untuk makan, tidur, sampai buang air. Seluruh emosi kasih sayang terpusat pada diri kita. Ketika wajah kita mulai terbentuk dan memiliki raut-raut seorang anak, yang akan kita tangisi adalah meminta mainan, menonton tv, sampai jalan-jalan. Pada usia ini, apa yang kita lakukan, tidak akan pernah dianggap salah, karena terhitung pembelajaran. Baik itu menangis, memukul, ataupun merusak barang. Ketika kita mulai masuk sekolah dasar, kita akan menangis untuk tidak ditinggalkan oleh Ibu atau Ayah, dan sebaliknya, kita akan merasa senang ketika bertemu Ibu atau Ayah. Saat ini, kita akan merasa bahagia mengenal dunia diluar rumah. Mengenal nyanyian, tarian,...