Roti Priangan Sukabumi


Coba jawab. Kau penggemar roti? Ada berapa jenis roti yang kau tau? Roti buaya, roti unyil, roti burger, roti apa lagi?
Sini sini, mari ku kenal kan salah satu roti yang membuat mu rindu rumah, roti yang serasa mengembalikan mu ke belasan tahun silam. Roti yang mungkin sudah ada sejak sebelum kau lahir.
Aku tau, bagaimana rasanya tertarik untuk membeli roti yang wanginya tidak membiarmu berfikir dua kali untuk tidak membelinya. Roti yang dibuat dibalik dinding kaca dari depan toko bermerk Roti yang berjajar beragam rasa dan kita bisa sesuka hati mengambil yang mana saja dengan tangan kita sendiri, dan roti itu sekalipun mahal serasa sepadan dengan tampilannya yang berada di dalam mall. Perlu ku sebut kan merk nya? Ah tak usah lah, ku yakin kau tau. Sayang nya kita tidak sedang membicarakan salah satu dari merk-merk itu.
Coba bandingkan, roti yang di produksi dari tangan warga keturunan tionghoa secara turun temurun. Dijual oleh penduduk pribumi dengan gerobak dorong, jangan bayangkan gerobak dengan sepedah atau nyanyian-nyanyian roti datang. Bayangkan bahwa roti ini hadir dengan gerobak yang benar-benar didorong, dan suara khas si tukang roti saat berteriak, “Roti!”
Jangan membeli atas dasar kasihan melihat si tukang dagang. Coba putar aturan mainnya. Bagiku, membeli roti yang satu ini sama seperti membeli sejarah. Membeli masa muda orang tua ku. Membeli cerita yang kau alami dan bisa kau ceritakan ke anak cucu mu nanti.
Dan sekali lagi ku ingatkan, jangan bandingkan roti ini ditaburi minyak zaitun bertabur abon, bawang bombai dengan keju melelh, ataupun daging sapi dan sosis yang dilumuri saus tomat. Semua ini jauh dari moderniasi yang kau telan. Roti ini masih berisi rasa tradisional. Tak banyak yang ia kreasikan. Roti isi coklat, roti isi nanas, roti isi susu, dan roti tawar klasik. Dan kau tau? Gerobak roti nya saja bagiku terlihat seperti peti jenazah.
Pasti banyak yang mau kau tanyakan, sama seperti ku.
Bagaimana ia masih bertahan dengan persaingan roti-roti modern di luar sana?
Kenapa ia masih mau tetap bertahan sekalipun omsetnya menurun?
Apa yang mebuat ia tetap?
Siapa yang mau beli?
Tapi, tunggu dulu!
Kau tau, siapa saja yang sudah di hidup oleh roti yang hampir kita anggap mati ini? mereka adalah keluarga Tionghoa yang entah sudah keturunan keberapa yang masih meneruskan usaha ini. bahkan tidak hanya sampai disitu. Roti ini juga menghidupkan puluhan pedagang roti keliling yang juga masih setia menjual roti ini sejah puluhan tahun silam.
mereka saling menghidupkan.
Jika kau membaca buku Madre milih Dee, maka kini tampilkan cerita yang bagi ku lebih nyata dibandingkan novel ternama.






Dari sini aku belajar, bahwa apa yang ku anggap seharusnya mati, masih bisa bertahan untuk menghidupkan orang banyak. Karena sejarah lebih mahal dari masa depan.


Komentar

  1. aku sukaaaaaa banget sama roti ini. dulu dikenalin sama ibu, katanya rasanya masih sama seperti ketika dulu dia muda!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bangeeet, rasanya gak pernah berubah, yang jual aja setia banget ampe puluhan tahun. keren deh emang kota kita :)

      Hapus
  2. eh tapi hati2 ada yang palsu klo yang di jalan pasar pelita, apalagi yg jualan ampe sore gituh ... yang asli soalnya beda rasaanya ^_^ nice posting! boleh di re-post di SukabumiToday?

    BalasHapus
  3. maaf baru balas. makasih buat komentarnya. silahkan :)

    BalasHapus
  4. yang dagang ma pabrik ny skarang dimana ya? kemarin saya ke sukabumi liat lokasi pabrik ny yg dijalan pelabuan sudah tidak ada alias sudah dirubuhkan? mohon info ny

    BalasHapus
  5. okeyprofits perusahaan financial
    Deposit 100 USD untung 2% perhari kontrak 100 hr
    beli 100 USD dr sya bonus 20 USD
    info 0821 666 43133
    Saiful Masudi
    daftar gratis via url sya

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cuangki

Dongeng Sederhana Untuk Adik