(Cerpen Fiktif) Entah apapun itu namanya

-->
Entah apapun itu namanya. Rasanya aneh!
Ketika ada hari dimana pipiku selalu merona.
Sesekali memperhatikan layar handphone ku sendiri. Lalu berharap pesan masuk itu berisikan namamu. Kau yang hanya sekedar bertanya, sedang apa? Dimana? Atau mengingatkan ku makan.
Setiap hari.
Ada kau yang selalu berdiri didepan rumah untuk mengantarkan ku pergi atau sekedar berkeliling. Dan kau selalu bertanggung jawab untuk kembali mengantarkan ku pulang kerumah.
Setiap hari.

Kita seperti sama-sama saling mengikat satu sama lain.
Membutuhkan dan dibutuhkan.
Mengandalkan dan diandalkan.
Menjaga dan dijaga.

Kau yang ku kenal selalu bisa diandalkan dalam hal apapun.
Kau yang ku hafal selalu bisa membuat ku tertawa dalam suasana apapun.
Dan kau yang selalu tahu, harus seperti apa dalam menghadapiku.

Jarak itu mendekat.
Bahkan seperti tak ada.

Junoo, pernahkah kau merasa bosan dengan semua ini?
Setiap hari menghubungi ku.
Setiap hari mendengarkan ku.
Dan setiap hari menemui ku.

Bisakah kita berpisah dengan alasan bosan?

Entah apapun itu namanya, rasanya konyol!
Aku bosan! Meski tak sanggup ku katakan.
Mendengar namamu muncul dilayar hanphone ku. Kau yang hanya sekedar bertanya, sedang apa? Dimana? Atau mengingatkan ku makan.
Membosankan.
Ada kau yang selalu berdiri didepan rumah untuk mengantarkan ku pergi atau sekedar berkeliling. Dan kau selalu bertanggung jawab untuk kembali mengantarkan ku pulang kerumah.
Juga membosankan.

Junoo, bisa kita berhenti disini?
Rasanya aku ingin pulang.
 Atau setidaknya, mengusirmu dari rumah ku.
Lalu kita tidak saling menghubungi lagi.

Entah apapun itu namanya. Rasanya, ah aku tidak tahu!
Ketika ada hari dimana aku lebih banyak diam.
Sesekali memperhatikan layar handphone ku sendiri. Lalu berharap pesan masuk itu berisikan namamu. Kau yang hanya sekedar bertanya, sedang apa? Dimana? Atau mengingatkan ku makan.
Aku rindu itu.
Ada kau yang selalu berdiri didepan rumah untuk mengantarkan ku pergi atau sekedar berkeliling. Dan kau selalu bertanggung jawab untuk kembali mengantarkan ku pulang kerumah.
Aku juga rindu itu.

Jarak itu kali ini ada.
Bahkan menjauhkan kita.

Entah apapun itu namanya, aku harap kau baik-baik saja.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Roti Priangan Sukabumi

Cuangki

Dongeng Sederhana Untuk Adik