Filosofi Menikah dan Dinikahi

Menikah tidak segampang yang kita inginkan. bagi sepasang sejoli yang menurut mereka sudah cukup umur untuk melangkah, tolong, tolong fikirkan baik-baik. menikah bukan hanya ketika kau memilikinya secara utuh, bukan ketika kau tersenyum ketika ada yang mengucapkan ''selamat pagi'' saat bangun tidur, bahkan tidak segampang membuat mie instan. menikah lebih dari itu, menikahinya berarti menikahi keluarganya. ya , semua orang tahu itu. menikah artinya seperti mengikat tali simpul mati, dimana kau tidak bisa mengikat orang lain lagi untuk jadi yang kedua, ketiga, atau kesekian. menikah itu sama seperti sepasang kaki, dimana kau harus memiliki kaki yang satunya untuk bisa berjalan. menikah itu sama seperti memiliki dua lobang hidung, dimana kau merasa ada yang kurang ketika salah satu hidung mu terjangkit flu. bahkan menikah sama seperti memiliki KTP baru, dimana itu adalah identitasmu.

 Ketika kau berfikir, kau bahagia bersamanya, maka fikirkanlah, apakah kau bisa membahagiakannya. menikah, artinya kau sudah bukan lagi seorang anak, tapi seorang tim yang utuh dengan suami/istri mu. menikah artinya kau sudah tidak berhak merengek pada orang tua mu untuk meminta uang sekalipun mereka mampu. menikah, artinya kau sudah cukup dewasa untuk mengatur uang, rumah, anak, serta ego masing-masing. menikah bukan ujian disekolah, tentu tidak ada remidial disana. menikah artinya, kau memiliki kesemimbangan dimana hati dan logika mu berada pada suatu atap yang kau bangun bersama. dan menikah berarti bahwa cinta mu berada pada satu komitmen agama untuk menjaga nama suami/istri mu.



Bagi para wanita, jangan meminta menikah, kecuali pasangan mu benar-benar meminta mu untuk menjadi pasangannya, nanti kau akan tau kenapa.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Roti Priangan Sukabumi

Cuangki

Dongeng Sederhana Untuk Adik