Keutuhan apakah benar-benar Utuh?
Aku masih ingat ketika beberapa waktu lalu kau membicarakan tentang filosofi keutuhan. kau bilang, utuh adalah sesuatu yang kau inginkan. utuh adalah keadaan dimana ketika kamu merasa sempurna baik dengan seseorang ataupun tidak. utuh yang kamu bicaran bagitu terkesan, ‘kamu siap dengan itu semua’. Tapi bagiku, utuh adalah disaat dimana kamu merasa bahagia dan siap tanpa suatu keterpaksaan.
Kau bilang, utuh menurut argument ku itu salah. Karena aku berusaha mandiri tanpa orang lain, termasuk kamu. Sementara menurutku, utuh menurut argument mu itu salah, karena bagimu, kau akan merasa utuh meskipun tanpa aku. Lalu apa bedanya. Keutuhan yang kita perdebatkan kenapa terkesan retoris, padahal kita belum tentu utuh jika jalan sendiri-sendiri.
Didunia ini tidak anda manusia yang benar-benar utuh kecuali ia telah mensyukuri hidupnya. Sama seperti kebahagiaan, utuh bisa terkesan mitos ketika kita berfikir bisa merasa bahagia setiap harinya. Jika itu bukan mitos, maka itu terlalu mahal untuk kau nilai.
Hey, keutuhan itu belum tentu benar-benar utuh. Keutuhan adalah suatu kesatuan dimana baik itu emosi, sedih, suka, ataupun rasa malu bercampur menjadi rasa syukur.
Keutuhan itu adalah penilaian masing-masing.
Baik itu sendiri, berdua, atau berkelompok, sama saja.
Utuh?
Semakin ku pertanyakan apa filosofinya.
Tapi apapun itu, Utuh tidak jauh berbeda dengan bahagia,
sama-sama kita harapkan.
Komentar
Posting Komentar